Rabu, 15 Juli 2009

AKU TERMASUK FACEBOOKER YANG RUGI GAK YA???




Sejak internet ditemukan, kehidupan berubah. Sistem komunikasi hingga hubungan sosial ikut bergeser. Bila dulu komunikasi tatap muka (face to face), kini orang bergaul melalui jejaring dunia maya. Terakhir melalui Facebook (FB), yang menawarkan pertemanan gaya baru. Betulkah FB juga berisiko terhadap kesehatan?

Jika Anda mencermati lingkungan sekitar akhir-akhir ini, tak sulit menemukan orang yang terlihat asyik sendiri di tengah keramaian. Kita bisa menemukan kenyataan yang ironis, orang yang merasa paling "gaul", sebenarnya justru asosial.

Itulah fenomena sosial yang kini hadir di sekitar kita. Mungkin sebagian dari kita pun mengalaminya. Tidak hanya di tempat umum, di rumah, sekolah, di kantor, warnet, restoran, kafe, bandara, bahkan di rumah sakit, orang-orang asyik melototi layar komputer atau alat komunikasi portable lainnya untuk mengakses Facebook (FB).

"Saya pikir, orang-orang itu luar biasa sibuknya, sampai harus memanfaatkan waktu dimana-mana untuk bekerja. Lalu, kenapa ibu-ibu rumah tangga juga sibuk bekerja di laptop, ya? Eh, ternyata mereka asyik ber-facebook-ria," ujar Theodora (49 tahun).

Ya, sejak resmi ditemukan dan diluncurkan oleh remaja bernama Mark Zuckerberg tahun 2004 lalu, FB terus menebar "virus" jejaring sosial virtual di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akhirnya jutaan orang merasa menemukan bentuk sosialisasi baru yang terkesan nyata.

Kehangatan di dunia maya

Pertama kali menggauli jejaring virtual ini, Mutia "bertemu" kawan lama yang nyaris tak dikenalinya. Itulah yang membuat dia begitu takjub akan keajaiban FB. Tak sadar, malam itu dia baru meninggalkan ruang kerjanya saat lampu kantor dipadamkan.

FB menurut Mutia, menghubungkan dirinya dengan sejumlah orang yang tak dapat dijumpainya di dunia nyata.

"Teman-teman sekolah yang tak tahu di mana rimbanya, bisa saya temui kembali di sini. Tidak hanya teman sekolah, saya juga bisa berkawan dengan orang-orang yang sosoknya terasa jauh di alam nyata. Ada artis, politisi, budayawan, sejumlah orang beken," katanya penuh semangat.

Itulah keajaiban FB yang mampu menetralkan jarak, waktu, serta batas sosial. Bisa jadi inilah pertanda bahwa zaman baru telah tiba. Zaman yang merevolusi cara orang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Komunikasi terjalin sedemikian intens dalam kesunyian, tanpa suara dan interaksi empat mata, apalagi sentuhan tangan yang hangat.

"Keriuhan" komunikasi bagi jutaan orang di dunia ini berlangsung dalam aneka simbol. Kalaupun ada keriuhan, itu terjadi hanya dalam benak mereka yang termangu di depan komputer.

Heru Margianto, penulis sekaligus pengamat new media, dalam tulisannya, I Love Facebook, Epidemi Skizofrenia, menyebutkan bahwa realitas baru ini terepresentasikan sedemikian utuh, meski hanya berupa simbol, mulai dari sekedar mengirim secangkir kopi hingga memeluk dan mencium mesra.

Meski hanya berupa kode, interaktivitas ini mampu membuat enzim kimiawi pembawa emosi didalam tubuh bergejolak. Di dunia maya itu terbit rasa senang, sedih, bahagia, cemburu, kesal, dan semuanya. Realitas maya itu telah jauh melebihi realitas itu sendiri.

Seperti dikisahkan Mutia. Realitasnya tidak tahu dimana temannya berada, tetapi di dunia serat optik ia bertemu dengannya. Ia tidak lagi perlu tahu temannya yang di seberang sana, alamatnya di mana.

Namun, ketidaktahuan teritorial geografis di alam nyata bukan hambatan untuk berkomunikasi. Lucunya, semua orang percaya saja bahwa teman-teman di FB adalah benar teman yang kita kenal di dunia nyata.

Timbulkan penyakit?

Benar-benar zaman yang mengagumkan. Dunia maya melebur dan menjadi realitas baru. Tak heran, makin lama makin sulit membedakan mana yang nyata dan tidak. Padahal, dalam ilmu psikologi, ketidakmampuan membedakan mana yang nyata dan tidak nyata adalah gejala penyakit neurotik skizofrenia.

Menjadi sebuah diskusi lumayan seru apakah "penyakit ini" sungguh tengah meluas menjangkiti banyak orang di seluruh dunia, atau semua itu normal saja? Betulkah telah terjadi epidemi skizofrenia? Jika betul epidemi, tentu bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga tak lagi dikategorikan sebagai penyakit.

Ada pula pakar yang mulai mengaitkan fenomena FB dengan risiko kesehatan. Laporan The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti FB bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasi diri.

Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respon kekebalan, level hormon, fungsi nadi, dan merusak performa mental. Kecanduan FB juga dikhawatirkan memicu penyakit berbahaya seperti kanker karena jejaring maya ini berisiko menurunkan level kontak fisik.

Sungguh kenyataan yang tidak kita inginkan, bahkan termasuk oleh Mark Zuckerberg, sang penemu. Sejatinya teknologi jejaring pertemanan FB itu bersifat netral, seperti sifat teknologi yang lain. Untuk itu, sudah seharusnya penikmat jasa FB menggunakannya secara wajar, tanpa terjebak dalam pergaulan maya.

Sudah 123 Juta Orang Terhubung FB

Dari keseluruhan situs di dunia, Facebook (FB) menempati peringkat kelima yang paling sering diakses setelah Yahoo, Google, YouTube, dan Windows Live. Data ComScore, Mei 2008, menyebutkan bahwa situs ini telah digunakan oleh 123,9 juta orang dari seluruh jagad ini. Saat diluncurkan 4 Februari 2004, mulanya keanggotaan FB hanya untuk siswa Harvard College, AS.

Di Indonesia, meski masih kalah populer dari Friendster, sepertinya fenomena FB akan berlangsung lama.

Jadilah Facebooker Cerdas

Situs jejaring sosial seperti Facebook (FB) seharusnya dapat menjadi bumbu kehidupan sosial kita. Sayang, ada kalanya orang jadi salah arah, antara lain karena kelewat banyak meninggalkan tugas demi menggauli dunia maya.

Berikut beberapa tip menjadi Facebooker cerdas:

• Pastikan tujuan anda bergabung dengan FB
Hal ini penting agar Anda sadar bahwa FB merupakan fasilitas untuk mencari atau memperluas jalinan sosialisasi di dunia maya. Tujuan ini juga penting agar Anda tidak terlena bermain di FB. Jangan sampai pekerjaan terabaikan dan lupa bergaul dengan orang-orang sekitar di dunia nyata alias menjadi asosial.

• Selektif memilih teman
Sama seperti di dunia nyata, pilihlah teman yang memberikan manfaat sosial maupun berguna bagi jaringan Anda secara nyata, misalnya teman sewaktu kecil, sekolah, dan teman bisnis. Bisa juga orang yang sulit Anda temui dalam dunia nyata karena alasan tertentu seperti jarak, wilayah, dan waktu.

• Jangan jadikan FB sebagai identitas
Ingatkan diri Anda bahwa FB hanya fasilitas, bukan sebaliknya sebagai indentitas yang membuat Anda menjadi kecanduan. Selama ini ada kecenderungan, sebagian orang merasa "pede" ketika bergaul di FB, tetapi di dunia nyata justru sebaliknya. Jika Anda sudah termasuk golongan ini sebaiknya Anda berkonsultasi ke psikiater, bukan lari ke FB.

• Hindari umbar data diri
Berikan indentitas diri seperlunya saja karena tidak ada kewajiban untuk memberikan data secara lengkap dan detail (foto, gambar, video, dan lainnya). Jika Anda ingin memberikan data pribadi ke orang lain sebaiknya tidak melalui FB, tetapi melalui jalur pribadi (japri) seperti e-mail atau telepon langsung. Hal ini penting untuk menghindari data Anda digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

• Bijaksanalah saat mau curhat atau buka rahasia
Hampir sama dengan poin sebelumnya, jika Anda ingin curhat dan sejenisnya, lebih baik tidak melakukannya di FB. Gunakan saja e-mail, telepon, atau lakukan saat sedang makan siang bersama teman misalnya. Contohnya, Anda curhat tentang perusahaan tempat Anda bekerja. Padahal, di antara teman jejaring itu ada klien Anda. Bayangkan penilaian klien tentang kualitas pribadi Anda!

• Jangan menggantikan pergaulan nyata
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangun sosialisasi dan pertemanan. Jangan sampai Anda merasa "gaul" di FB, tetapi kesepian di pergaulan dunia nyata. Pada dasarnya sosialisasi dan pertemanan nyata akan lebih berharga, terutama karena memberikan efek psikologis yang menyehatkan bagi jiwa dan raga.

Lebih baik memiliki sahabat secukupnya dan ada di sekitar kita, daripada berjuta sahabat tetapi entah di mana mereka berada saat Anda butuh pendamping untuk ke dokter misalnya.

• Hindari memasang FB terlalu lama di layar monitor
Perkembangan teknologi terus berubah, sehingga di mana pun kita bisa bermain FB. Baik melalui layar komputer maupun perangkat komunikasi yang relatif lebih mudah di bawa ke manapun seperti Blackberry, membuat siapa pun mudah mengakses FB.

Karena itu, jangan tergoda untuk memasang FB di layar monitor telalu lama saat Anda membuka Internet. Cukuplah sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out. Jika ritual itu dirasa cukup, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena gejala asosial, skizofrenia, kemungkinan kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

Enak, 'kan?

Inilah Ancaman FB

• Mengisolasi diri berlebihan
Laporan The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti FB atau MySpace juga bisa memicu orang untuk mengisolasi diri. Isolasi mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

Suatu hubungan menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri pertemuan sosial, menarik diri dari keluarga, dan lebih memilih menatap komputer atau ponsel. Ketika harus berinteraksi, mereka gelisah karena "terpisah" dari komputernya.

• Risiko stroke dan kanker meningkat
Terlalu asyik dengan dirinya maupun pergaulan maya dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan kepikunan, demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face to face memiliki pengaruh pada tubuh, yang tak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oksitosin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respon terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Media elektronik juga menghancurkan kemampuan anak-anak hingga orang dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Penduduk Inggris sudah sampai mengurangi interaksi dengan sesama sehari-harinya.

• Risiko kerusakan fisik
Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari dapat memicu cedera. Sakit punggung umum terjadi pada orang yang menghabiskan banyak waktu di depan komputer.

• Menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko obesitas
Jika di malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman, Anda juga bisa kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga, sehingga kondisi fisik melemah, bahkan bisa mengalami obesitas.

• Sifat narsis merugikan
Ilmuwan di University of Georgia menyebarkan tes kepribadian terhadap 130 pengguna FB dan menganalisis profil mereka. Para peneliti menemukan jumlah pesan dan postingan sangat berkorelasi dengan seberapa narsisnya mereka. Kata pimpinan studi, Laura Buffardi, Ph.D, orang yang narsis di FB bisa ditandai dengan tampilan glamor pada foto diri utama mereka.

Narsisme menghalangi kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan pertemanan yang sehat dan hubungan jangka panjang. Narsisme juga berisiko munculnya ekshibisionisme atau kecenderungan mempertontonkan diri yang memunculkan pornoaksi/pornografi.

• Memicu gejala skizofrenia
Terlalu asyik dengan pergaulan virtual, orang menjadi kesulitan membedakan dunia nyata dan maya. Inilah yang dikhawatirkan memicu gejala skizofrenia.

Zuckerberg Si Pembuat Sejarah

Lebih dari seratus juta warga dunia kini keranjingan situs jaringan sosial di dunia maya, Facebook.com. Tak berlebihan jika FB disebut sebagai bagian penting sejarah dunia dan suvenir dari abad 21. Mengapa FB melejit?

Pakar teknologi informasi dari Emerson College, Boston, Dr. Linda M. Gallan mengatakan, "Situs Internet umumnya menyajikan informasi dan para penjelajahnya hanya menerima apa adanya. Sekarang para penjelajah ingin berpartisipasi sebagai pengisi situs. FB memenuhi hasrat itu." FB juga menyediakan hal-hal yang lebih riil, seperti menawarkan orang yang kira-kira Anda kenal untuk jadi teman.

Adalah Mark Elliot Zuckerberg, lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, AS, yang menggagas jejaring pertemanan virtual ini. Lajang yang perancang teknologi informasi dan berjiwa wiraswasta ini dijuluki "salah satu orang yang paling berpengaruh tahun 2008" versi majalah Time, Pada Forum Ekonomi Davos 2009, Zuckerberg digolongkan pemimpin muda dunia karena prestasi dan komitmennya terhadap masyarakat dan berpotensi dalam membentuk tata dunia baru.

Bersama Dustin Moskovitz dan Chris Hughes, ia merancang FB saat belajar di Harvard University tahun 2004. Tahun 2006, ia mencengangkan dunia karena menampik tawaran Yahoo untuk membeli FB 1 miliar dolar AS (Rp 12 triliun). Kini nilai FB ditaksir 15 miliar dolar AS.

Pemuda yang lahir dari keluarga dokter kaya ini memiliki 20 persen saham di FB. Majalah Forbes menyebutnya sebagai miliuner "self made" termuda di planet ini.

BERITA INI BUKAN ASLI KARANGAN PENULIS, HANYA INFORMASI BUAT KITA SEMUA. "SALAM HANGAT KELUARGA BESAR FIP UNIMED"

Tidak ada komentar: