Senin, 02 Maret 2009

Boneka Mainan, pkm Sariadi

contoh PKM oleh Sariadi

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BONEKA PENGGANTI FILM KARTUN SEBAGAI MEDIA BELAJAR ANAK KELAS RENDAH

BIDANG KEGIATAN :

PKMP

Disusun oleh :

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a.Nama lengkap : Sariadi

b.NIM : 081211910012

c.Tahun Angkatan : 2008

2. Anggota Pelaksana

2.1 a. Nama lengkap : Irma Khairina

b. NIM : 108113033

c. Tahun Angkatan : 2008

2.2 a. Nama lengakap : Nuraini Dasopang

b. NIM : 108113048

c. Tahun Angkatan : 2008

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2009

1. Judul Kegiatan : Boneka Pengganti Film Kartun Sebagai Media Belajar Anak

Kelas Rendah

2. Bidang Kegiatan : PKMP

3. Bidang Ilmu : Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Sariadi

b. NIM/NRP : 081211910012

c. Jurusan : PGSD

d. Universitas : Universitas Negeri Medan

e. Alamat Rumah : Jln Pancing No 177 A Medan

f. HP/Telp : 081375610595

g. Alamat E-mail : sariadifip@yahoo.co.id

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Akden Simanihuruk, M.Pd

b. N I P : 131790327

c. Jurusan / Fakultas : PGSD/ Fakultas Ilmu Pendidikan

d Alamat/No HP : Jl. Walet I . no 306 P. Mandala

081361626453

6. Biaya Kegiatan Total :

DIKTI : Rp. 6.000.000,-

Sumber Lain (Sebutkan) : Rp. -------------

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Menyetujui

Ketua Jurusan/Pembimbing

Unit Kegiatan Mahasiswa Ketua Pelaksana Kegiatan

(Drs. Edidon Hutasuhut, M. Pd) ( Sariadi )

NIP. 131663522 NIM. 081211910012

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping

Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/

Ketua Sekolah Tinggi,

( Drs. Biner Ambarita, M.Pd ) (Drs. Akden Simanihuruk)

NIP. 131411227 NIP. 131790327

A.) JUDUL PROGRAM

“Boneka Pengganti Film Kartun Sebagai Media Belajar Anak Kelas Rendah”

B.) LATAR BELAKANG MASALAH

Maraknya sejumlah kasus kurangnya minat belajar anak karena tayangan film, khususnya film kartun membuat orang tua dan kita sebagai calon tenaga pendidik jadi miris. Menurut sejumlah anak yang diwawancara, waktu yang mereka habiskan untuk menonton tayangan televisi lebih banyak daripada waktu mereka belajar. Mereka beralasan film kartun itu sebagai bahan cerita di sekolahnya, hobi dan lain sebagainya.

Seiring kemajuan dunia hiburan bagi anak khususnya kelas rendah, film kartun memang membawa dampak negatif bagi anak itu sendiri. Selain dapat menurunkan minat belajar, kesehatan mata anak juga dipertaruhkan. Keadaan ini bertambah parah karena semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan sebagai stasiun khusus menayangkan film kartun. Tanpa kita sadari, kita turut jadi saksi bahwa anak kita menjadi objek dampak negatif tersebut. Hal lain bersifat teknis yang kita takutkan saat anak menghidupkan pesawat televisi, kemungkinan terjadi kosleting, tersengat listrik dan sebagainya.

Jika kita memiliki anak yang minat belajarnya sama dengan ketika ia menonton film kartun pasti keadaan ini sungguh membanggakan. Ini disebabkan karena anak pasti akan semakin pintar karena seringnya belajar. Sosok kartun yang membahana di dunia khayal anak cenderung akan memotivasi anak dalam bertindak. Seharusnya motivasi yang sama harus tetap ada ketika ia mengikuti pelajaran di kelas maupun di rumah.

Dalam menciptakan suasana yang sama, tentu tidak dengan memutar film kartun di dalam ruang kelas anak . Untuk menyikapi hal ini, kita harus mencari sebuah media pengganti film kartun tersebut. Dengan tidak mengubah cara pandang anak terhadap film kartun, seorang guru dapat memainkan figur boneka yang telah disepakati. Seorang anak khususnya kelas rendah akan peka terhadap benda -benda seperti ini. Boneka ini kita jadikan media penyampai ilmu, atau ilmu apa yang sebenarnya yang ingin kita pahamkan kepada si anak. Jika di kelas terdapat 30 (tiga puluh) anak didik, maka boneka ini menjadi anak didik yang ke-31 (tiga puluh satu) dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik dapat mengerti apa yang seharusnya ia lakukan dan pahami karena sudah dicontohkan oleh boneka tersebut. Karena anak akan lebih mudah meniru daripada hanya sekedar mendengarkan.

Seorang guru juga bisa menerapkan arti sebuah tanggung jawab kepada anak. Secara tidak langsung, anak akan berinteraksi dengan boneka yang ia miliki. Perlakuan ini akan membuat anak sadar bahwa ia pemilik boneka dan memimpin boneka tersebut. Baik tidaknya boneka yang ia miliki akan mengharuskan anak bagaimana ia mengelola boneka yang ia miliki. Tanpa kita sadari, ia juga sudah belajar mengelola dirinya sendiri.

Pemakaian boneka harus sudah ada kesepakatan antara anak didik dan orang tua didik. Karena boneka ini tidak hanya bisa diperankan di sekolah tapi juga di rumah oleh anak didik itu sendiri. Baik itu nama, bentuk,dan karakteristik yang menjadi identik boneka tersebut dapat diperjelas oleh orangtua didik. Hal ini juga bisa melibatkan kerja sama dengan pengrajin boneka.

C.) PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana membuat boneka sebagai media belajar, media bermain dan mempertinggi minat belajar anak kelas rendah

2. Bagaimana mengubah kebiasaan anak terhadap konsumerisme film kartun

D.) TUJUAN PROGRAM

· Menjadikan boneka untuk mengganti film kartun sebagai media bermain dan belajar anak di sekolah maupun di rumah

· Membuat anak memiliki boneka yang diminati oleh anak itu sendiri

· Menimbulkan jiwa kepemimpinan pada anak

E.) LUAR YANG DI HARAPAKAN

Luaran yang diharapkan adalah mengubah kebiasaan anak yang suka menonton acara TV khususnya kartun untuk beralih bermain boneka pintar milikya sendiri. Boneka juga diharapakan dapat membantu proses belajar mengajar. Kegiatan ini juga dapat menghemat penggunaan energi listrik karena berkurangnya pemakaian televisi. Dari segi ekonomis, hadirnya boneka juga dapat membantu anak memiliki media belajar yang relatif terjangkau.

F.) KEGUNAAN PROGRAM

Dengan hadirnya boneka sebagai media ini akan menambah jam belajar anak dengan minat belajar anak yang bertambah pula . Kebiasaan ini juga dapat menghindarkan anak dari dampak negatif ketika ia menonton Televisi seperti sengatan listrik, gangguan mata, dan konsumerisme terhadap televisi.

G.) TINJAUAN PUSTAKA

1. Film Kartun

Film kartun adalah sebuah tontonan bagi anak-anak yang pertama sekali di jaringan televisi kabel yang didirikan Turner Broadcasting dengan tayangan utama berupa film-film animasi. Turner Broadcasting menamai saluran film kartun ini dengan nama Cartoon Network. Saluran ini pertama kali memulai siaran di Amerika Serikat pada 1 Oktober 1992.

Di akhir tahun 1980-an, konglomerat TV kabel Ted Turner mengambil alih koleksi film MGM (termasuk film kartun berwarna Warner Bros. pra-1948), dan menayangkan koleksi film animasi tersebut melalui TV kabel Turner Network Television yang dimilikinya. Tayangan tersebut ternyata disenangi penonton, dan dilanjutkan Ted Turner dengan membeli studio animasi Hanna-Barbera Productions di tahun 1991. Dengan akuisisi ini berarti koleksi film Hanna Barbera dan sebagian besar koleksi film produksi Ruby-Spears Productions menjadi milik Ted Turner. Koleksi film animasi Ted Turner yang menjadi semakin banyak sehingga Cartoon Network didirikan untuk menayangkannya. Tayangan-tayangan awal saluran ini berupa pemutaran film-film kartun klasik produksi Warner Bros, MGM, dan Hanna-Barbera, seperti The Jetsons, dan The Flinstones, serta Wally Gator yang dipakai sebagai tayangan selingan. Kebanyakan film animasi yang ditayangkan dalam paket tayangan berdurasi setengah jam atau satu jam, seperti Down With Droopy D yang menampilkan Droopy Dog, Tom and Jerry Show berisi kejar-kejaran kucing dan tikus, dan paket Bugs and Daffy Tonight yang mengetengahkan karakterLooney Tunes. Saat ini tinggal Tom and Jerry yang masih diputar.

Seiring perkembangannya, film-film kartun modern sekarang sudah tidak lagi cocok dikonsumsi oleh anak khususnya kelas rendah. Banyak film kartun sekarang yang sebenarnya dibuat untuk konsumsi orang dewasa. Diluar itu, sebenarnya masih banyak film kartun yang konon dikhususkan untuk anak-anak, namun justru menampilkan adegan kekerasan, sekaligus dengan dialog yang menggunakan kata-kata kasar. Walau biasanya tampil dengan tema positif (seperti: kebaikan selalu menang di atas kejahatan) namun banyak adegan baku hantam yang ditiru si kecil. Begitu populernya film-film ini dikalangan anak-anak sehingga tokoh pada film tersebut sering kali dijadikan model yang harus ditiru Namun orangtua sering tak acuh karena tak jeli dan membiarkan anak menikmati sendiri film karun tersebut.

2. Boneka

Boneka adalah mainan yang tak asing lagi bagi anak. Bentuk dan kegunaanya yang beraneka ragam selalu memberikan rasa ingin memiliki bagi anak. Anak yang suka bermain boneka akan memiliki kecakapan dalam berbahasa. Hal ini disebabkan pola komunkasi yang bergantung bagaimana anak mengatur bonekanya sendiri.

Sebagai media belajar anak boneka akan mampu membawa anak sebagai sosok pengajar. Hal ini akan membuat anak semakin cerdas, karena ia dituntut untuk dapat berlatih berkomunikasi tanpa adanya tekanan dan takut dengan kesalahan saat berkomunikasi karena boneka adalah benda mati. Setiap perlakuan terhadap bonekanya akan menggambarkan keadaan yang terbaik bagi anak itu sendiri.

3.Media belajar

Proses pendidikan adalah proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, dalam pendidikan terjadi proses belajar yang terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dalam lingkungannya. Seseorang telah belajar bisa dilihat dari adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin di sebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya dalam melakukan interaksi belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungannya yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, bahan, dan materi pelajaran yang berupa buku, modul, majalah, dan yang sejenisnya dan berbagai sumber belajar dan fasilitas berupa proyektor, overhead, perekam pita audio radio, komputer dan lain-lain.
Guru yang merupakan faktor yang turut mempengaruhi proses belajar mengajar hendaknya mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media apabila media tersebut belum tersedia.
Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 1996:2) menyatakan bahwa guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media yang meliputi
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c. Seluk-beluk proses belajar
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g. Beberapa jenis alat dan teknik media pendidikan
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan
Jadi seorang guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dalam menggunakan media disesuaikan dengan tujuan yang sudah ditetapkan serta mampu menggunakannya dalam pembelajaran dan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses belajar mengajar.
Menurut asal katanya, ”media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Arif S Sadiman, 2003: 6).
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Associationfor Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas media instruktional (Asnawir, 2002).
Kaitannya dengan pembelajaran media sangat diperlukan oleh pendidik. Karena dengan media Pendidik akan mudah untuk menyampaikan materi dan juga siswa akan lebih mudah untuk menerima materi yang disampaikan. Oleh karena itu tanpa adanya media dalam proses belajar mengajar siswa akan kesulitan dalam menerima materi.
Merujuk pernyataan di atas bahwa madia mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana kesulitan itu harus diatasi sendiri (Arif S Sadiman, 2003: 16).
Manfaat media pendidikan di atas dapat tercapai bagi siswa maupun guru. Apabila media yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi, strategi dan model pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih media yang sesuai. Seperti yang dikemukakan oleh Dick dan Carey (1978) (dalam Arif S Sadiman 2003:83) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu pertama ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir yaitu efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Boneka yang selama ini hanya sekedar mainan bagi anak dapat kita optimalkan kegunaanya sebagai media belajar anak yang menuntun anak dalam proses belajarnya. Semua indikasi media belajar akan kita terapkan melalui boneka yang sudah di miliki anak. Boneka juga dapat kita kategorikan mainan yang selalu dekat dengan anak khususnya kelas rendah.

H.) METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM

  • Persiapan Media

Dalam mengerjakan boneka ini kita menggunakan bahan yang biasa kita dapatkan dengan mudah, untuk itu menggunakan bahan sisa dari industri pakaian dalam skala kecil.

  1. pola boneka dibuat sesuai dengan keinginan ( dalam hal ini kami membuat boneka tangan ), kemudian tempel pola pada kain yang sesuai dengan pola.
  2. kemudian kain berpola tadi kemudian dijahit, untuk menyatukan sisi- sisinya.
  3. untuk memperindah dan kesan menarik pada boneka kita dapat menambah beberpa aksesoris seperti mata, hidung, mulut dan lain-lain.
  4. memperbanyak media
  • Pelaksanaan

Anak kelas rendah kita biarkan melihat seorang guru yang sedang mempraktikkan boneka dalam mengajarkan sebuah ilmu . Seorang guru menirukan gaya seoarang anak yang pintar dalam menjawab semua pertanyaan melalui sebuah boneka. Untuk seterusnya, anak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan boneka menggunakan cara yang sama. Hal ini terus berkelanjutan untuk tiap-tiap mata pelajaran yang memang butuh pengaplikasian dalam penerapan konsep nyata bidang ilmu tersebut. Penerapan itu dapat berupa berbicara yang baik, bernyanyi yang baik, dan lain lain.

  • Peninjauan Proses

Peninjauan proses dilakukan setelah perlakuan telah kita terapkan pada anak. Anak akan selalu kita beri waktu dalam interaksi dengan boneka. Hal ini akan memunculkan dugaan yang kita ambil untuk membuat kesimpulan dalam setiap mata pelajaran di kelas anak.

  • Evaluasi dan Perbaikan

Program ini akan dilaksanakan di SD 064015, Kecamatan Medan Tuntungan, kelurahan Kemenangan Tani, Medan

I.) JADWAL KEGIATAN PROGRAM

No

Kegiatan

Bulan I

Bulan II

Bulan III

I

II

III

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IV

1

Pengarahan dosen

Pembimbing

2

Persiapan perlengkapan alat dan bahan

  1. Pengadaaan alat
  2. Pengadaan bahan
  3. Persiapan tempat untuk kegiatan

3

Pelaksanaan kegiatan

4

Analisa data

5

Penyusunan laporan

J.) NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

  1. Nama Lengkap : SARIADI
  2. NIM : 081211910012
  3. Fakultas/ Prodi : FIP/ PGSD
  4. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
  5. Waktu untuk Kegiatan PKM : 10 Jam/ Minggu
  6. Pengalaman Organisasi : OSIS

2. Anggota Pelaksana Kegiatan

2.1 Anggota Pelaksana

  1. Nama Lengkap : IRMA KHAIRINA
  2. NIM : 108113033
  3. Fakultas/ Prodi : FIP/ PGSD
  4. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
  5. Waktu untuk Kegiatan PKM : 10 Jam/ Minggu

2.2 Anggota Pelaksana

a Nama Lengkap : NURAINI DASOPANG

b NIM : 108113048

c Fakultas/ Prodi : FIP/ PGSD

d Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

e Waktu untuk Kegiatan PKM : 5 Jam/ minggu

K.) NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Akden Simanihuruk, M.Pd

b. Golongan Pangkat dan NIP : IV/ A / 13179027

c. Jabatan Fungsional : Dosen

d. Jabatan Struktural : -

e. Fakultas/ Prodi : Fakultas Ilmu Pendidikan / PGSD

f. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

g. Bidang Keahlian : Matematika

h. Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam/minggu

L.) BIAYA

1. Persiapan

· Penggunaan jasa internet Rp. 200.000,-

· Pengetikan Proposal Rp. 50.000,-

· Penjilidan Rp. 50.000,-

· Penggandaan Proposal Rp. 100.000,-

· Transportasi Rp. 300.000,-

Total Rp. 700.000,-

2. Peralatan Penunjang PKM

· Flasdisk Rp. 150.000,-

· Double polio Rp. 50.000,-

· Buku tulis Rp. 30.000,-

Total Rp. 230.000,-

3. Transportasi dan Akomodasi

· Transportasi Rp. 400.000,-

· Konsumsi Rp. 400.000,-

Total Rp. 800.000,-

4. Alat dan Bahan

· Alat ( Mesin Jahit) Rp. 1.700.000,-

· Bahan Rp. 1.500.000,-

Total Rp. 3.200.000,-

5. Dokumentasi dan Penyusunan Laporan

· Dokumentasi Rp. 440.000,-

· Penyusunan Laporan Rp. 330.000,-

Total Rp. 670.000,-

Biaya tak terduga Rp. 400.000,-

Total Keseluruhan Rp. 6.000.000,-

M.) LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

Tim Bina Karya Guru .2005. Kerajinan Tangan dan Kesenian . Jakarta. Erlangga

Depdikbud . 1991. Perencanaan Pengajaran

http://pgri1amlapura.co.cc Pengertian Media Pendidikan

http://id.wikipedia.org/wiki/Cartoon_Network

2.Daftar Riwayat Hidup

Ketua pelaksana

Nama : Sariadi

Umur : 19 Tahun

Tempat/ tanggal lahir : Sido semi, 1 September 1989

Jenis kelamin : Pria

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln Pancing No 177 A Medan

Anggota pelaksana 1

Nama : Irma Khairina

Umur : 18 Tahun

Tempat/ tanggal lahir : Indrapura, 30 Juni 1990

Jenis kelamin : Wanita

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Sei Aling Hasak dusun IV Kec. Sei Dadap

Kab. Asahan

Anggota pelaksana 2

Nama : Nuraini Dasopang

Umur : 18 Tahun

Tempat/ tanggal lahir : Asam Jawa, 01 November 1990

Jenis kelamin : Wanita

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Asam Jawa Kec. Torganda

Kab. Labuhan Batu Selatan

Tidak ada komentar: